Anda Sebut Ini Adil?

Warning: Entry kali ini memuat gambar dengan total sekitar 50 KB dan sedikit aroma narsis.

Hasil Ujian Nasional untuk jenjang SMA tahun ajaran 2007-2008 resmi diumumkan kemarin. Pengumuman itu dilaksanakan secara serentak di seluruh wilayah Indonesia melalui amplop yang dibagikan oleh pihak sekolah, maupun lewat situs sekolah masing-masing. Seluruh siswa SMA se-Indonesia pun mengakhiri rasa penasaran yang selama ini menghantui mereka berbulan-bulan.

Karena mereka penasaran, mereka pun melakukan berbagai macam cara agar mereka tidak jadi hantu penasaran saat meninggal. 😆 Terbukti, hasil Search Engine Terms blog saya kemarin sukses dipenuhi tentang Pengumuman UN SMA.

Bahkan entry nyampah saya mendapatkan trefik yang luar biasa, 320 views dalam sehari. 😎
*narsis*
*dibakar*

OK, back to topic. Lalu, apakah mereka semua bisa tertawa lega? Ternyata tidak saudara-saudara, tidak semuanya.

Dari sekitar 2,25 juta siswa yang mengikuti Ujian Nasional, “hanya” 88-90% saja yang lulus (data JawaPos). Mereka yang gagal rata-rata berasal dari sekolah swasta.

Di Surabaya, dari 30.542 siswa yang mengikuti unas, 634 siswa terpaksa pulang dengan kepala tertunduk dan air mata bercucuran. Dengan rincian sebagai berikut:
SMA Negeri: 2 siswa
SMA swasta: 437 siswa
SMK Negeri: 21 siswa
SMK swasta: 174 siswa
(data dari JawaPos edisi Minggu, 15 Juni 2008)

Nah, dari data di atas, kita bisa menarik kesimpulan bahwa mayoritas kegagalan masih dipegang oleh sekolah swasta. Tentunya, sekolah swasta dengan dana minim maupun sekolah yang tidak punya gedung sendiri (sekolah nunut). Bahkan SMA PGRI 12 Surabaya, yang menumpang di gedung SDN Bubutan II/70, seluruh siswanya belum berhasil dalam unas utama tahun ini.

Keberhasilan mereka yang lulus selain ditentukan oleh semangat juang, ada faktor sarana dan prasarana sekolah harus memadai. Kita ambil contoh saja SMA PGRI 12 tadi. Apa yang bisa kita harapkan dari SMA yang menumpang di sebuah SD? SD dan SMA adalah dua jenjang pendidikan yang terpisah jauh. Kebutuhannya pun berbeda seperti langit dan bumi. Mereka mungkin saja tidak mempunyai peralatan laboratorium yang memadai untuk melakukan praktek atau ruang kelas yang nyaman dalam proses belajar mengajar. Bandingkan dengan sekolah-sekolah elite seperti SMAN 1 Surabaya, SMAN 2 Surabaya, SMAN 5 Surabaya, SMAK Petra, dan Ciputra yang mempunyai gedung sendiri, fasilitas layaknya surga, dan ruang kelas nyaman. Apakah Anda sebut ini adil?

Kemudian standar kelulusan yang relatif sama di seluruh wilayah Indonesia, tidak terkecuali di pelosok seperti di wilayah Papua. Meskipun berstatus sebagai sekolah negeri, tidak ada jaminan bahwa fasilitas yang mereka dapat sebanding dengan sekolah negeri yang ada di Pulau Jawa. Anda tentu tidak mengharapkan mereka, yang setiap hari kesulitan mencari makanan bergizi untuk meyuplai otaknya, berduel dengan satu batalyon elite dari Pulau Jawa yang setiap hari mendapat suplai gizi kan?

Selain faktor gizi, mayoritas sekolah di pelosok masih kekurangan fasilitas. Saat perubahan format UN menjadi 6 mapel, mereka mungkin belum terlalu siap. Maklum, perubahan itu muncul setelah semester 5. Bagi sekolah berfasilitas lengkap mungkin tidak menjadi kendala, mereka tinggal menambah jadwal bimbingan belajar di sekolah mereka. Lha bagi sekolah yang minim?

Mereka mungkin belum pernah merasakan apa yang di Jawa disebut laboratorium karena masih banyaknya korupsi yang mengatasnamakan pendidikan. Mungkin mereka belum bisa mencari informasi tambahan lewat internet karena jaringan internet sendiri mungkin belum masuk ke tempat mereka. Dan mereka harus bertempur melawan siswa dari Pulau Jawa bersenjata lengkap? Anda sebut ini keadilan?

Dan puncaknya terjadi kemarin. Saat teman-teman mereka merayakan kelulusan, mereka harus rela menyingkir dari hiruk pikuk kegembiraan dan menangisi kegagalan di sudut yang sepi. Saat teman-teman mereka melambai-lambaikan nilai yang diatas standar kelulusan, mereka harus melipat hasil pengumuman itu dan membuangnya ke tempat sampah. Anda masih mengatakan ini adil?

Wahai Anda yang duduk di singgasana semu, dengarkanlah ocehan seorang anak yang hina ini. Janganlah kalian menyalahkan siswa yang tidak lulus. Kami sebagai siswa sudah muak disalahkan. Kami sudah berjuang sekuat kemampuan kami. Dan Anda masih bilang ini sebuah keadilan?

Wahai kalian yang duduk sebagai anggota KPK, apakah Anda akan berdiam diri melihat korupsi yang merajalela atas nama pendidikan, sehingga merenggut masa depan teman-teman saya?

Oke, saya memang lulus dengan nilai pas-pasan, 49,45. Meskipun saya lulus, saya tidak bisa sepenuhnya bahagia jika ada yang gagal karena alasan-alasan yang saya sebutkan. Yah, mungkin saya akan rindu masa-masa SMA.

About Reinhart

Don't wait. The time will never be just right.
This entry was posted in My Interest, My Thoughts and tagged , , , , . Bookmark the permalink.

49 Responses to Anda Sebut Ini Adil?

  1. Maaf kalau gambarnya terlalu besar. :mrgreen:

  2. kuclukz says:

    Sepakat ndu!!..
    terharu aku bacanya!!

  3. saKuZo says:

    Aku juga!
    Terharu mas! Halah.
    *ditendang*

  4. !nov says:

    met lulus yak mas :D,,
    hhe..

    tetep berjuang!

  5. cK says:

    asyiiikkk pandu lulus!

    makan-makan.. ™ 😀

  6. det says:

    **terharu**

    [pada bagian ini]

    […]Wahai Anda yang duduk di singgasana semu, dengarkanlah ocehan seorang anak yang hina ini[…]

    duh merinding…

    **inget masa SMA. jadi ketua gank “gagalkan semua rencana”**

    :mrgreen:

  7. dnial says:

    Bandingkan dengan sekolah-sekolah elite seperti SMAN 1 Surabaya, SMAN 2 Surabaya, SMAN 5 Surabaya, SMAK Petra, dan Ciputra yang mempunyai gedung sendiri, fasilitas layaknya surga, dan ruang kelas nyaman.

    SMA saya memang bukan unggulan…
    Kekekeke…….

    Eniwai, baidewei, buswei…
    Setahu saya ada pembobotan. Kalau di Jawa bobotnya beda sama di luar Jawa demi “sense of keadilan”. begitu pula dengan SNMPTN dll. Jadi… biar gampang tembus SNMPTN, ikut aja yang di luar Jawa kan bisa lulus.

    Hihihihi….

  8. Mad Max says:

    Selamat kawan atas kelulusanmu 🙂
    tulisan tentang UN memang sumber trepik yang menguntungkan 😆
    Korupsi memang harus segera diberantas!
    jadi maw ngelanjutin dimana nih?

  9. Ntar nyampah juga aaaah….
    Tepat pas pengumuman snmptn….

    *pssst… jangan bilang siapa2 :mrgreen: *

  10. atrix_hui says:

    wahhhh… sehari 320 org yg views… wakakakkaka good… tapi sekarang uda lewat masa itu, kalo dulu tahun kemarin alias tahun waktu giliran aku semuanya lulus 100%, semuany pada happy n seneng 😀

  11. nairasmile says:

    humm…gile…trafficnya langsung naeekkk…

    hum… stuju!!!

    apakah sebuah ujian bisa menentukan standar kelulusan 3 tahun?! rasanya absurd bgt dng kondisi yg berbeda2…

  12. sez says:

    ikut-ikutan chika…
    asiiiikkk…makan-makan… 🙂

  13. ecchan says:

    selamat yah ^^

    dan.. emang wajah dunia pendidikan indonesia lagi suram.. mari kita rubah wajah dunia pendidikan kita menjadi lebih baik lagi!! caranya?? belajarlah lebih baik lagi untuk mengharumkan *at least* keluargamu..

    okeh??

    btw sorry.. kmaren gk dateng JMP…
    saiyah KO gara2 tgl 14 kbanyakan acara T______T dan nomer saiyah kehilangan nomer hapemu T____T

  14. ndop says:

    634!!!!!

    ini tidak sedikit!!!!

  15. cahayasura says:

    Ehm…saya lulus kok. 🙂

  16. ndop says:

    634!!!

    sama dengan satu sekolahan tidak lulus!!!

  17. Siyal, saya kalah trefik. 😐

    *gapenting*

    Bicara swasta-negeri kadang sulit dijadikan patokan, soalnya kalau seperti di Jakarta justru negeri juga banyak yang ngga lulus; sebaliknya swasta elit bisa mencapai kelulusan. Mesk, yah… penggunaan bocoran masih jadi alternatif paling mudah buat mereka sih. 🙄 Padahal sebenarnya kalau mau rajin belajar juga bisa lulus. 😆

    Btw, kalau konteksnya ‘lulus Ujian Nasional’, sebenarnya pemerintah cukup memberikan dana aja bagi tiap sekolah supaya bisa dapat soal Ujian Nasional tahun-tahun sebelumnya. Maka itu sudah cukup. :mrgreen: Soalnya tipe-tipe soal UN atau SPMB kan sering diulang-ulang. 😛

    Cuma, ya… kurang melatih proses berpikir.

  18. Ah, saya banyak salah ketik (ngantuk 😛 ). Intinya, 🙄 seharusnya : roll : 😛

  19. ubadbmarko says:

    wah mendingan jaman oom dulu, pengumuman kelulusan cuma dipampang di papan pengumuman kaya mading.

  20. itikkecil says:

    selamat ya pandu….
    memang ada ketidakadilan di sini. standar nilai yang berlaku nasional tanpa memperhitungkan faktor lain seperti tingkat ketidakhadiran guru yang terjadi di daerah terpencil.

  21. terharu juga melihat ada teman senasib sepenanggungan kita yang tidak dapat menikmati kelulusan tahun ini…..

  22. @ kucluk, sakuzo

    @ !nov
    Do’ain ya…
    @ cK, sez
    Kayaknya ndak ada makan-makan. Nilainya ndak terlalu bagus soale.
    @ det
    😆
    @ dnial
    Er… yang saya sebutkan cuman yang di Surabaya.

    Jadi… biar tembus SNMPTN, ikut aja yang diluar Jawa kan bisa lulus.

    No, thanks. Biarlah itu jadi jatah mereka. :mrgreen:
    @ Mad Max
    Thanks.

    tulisan tentang UN memang sumber trepik yang menguntungkan. 😆

    Lebih tepatnya, tulisan tentang apa yang sedang hangat dibicarakan.

    jadi maw ngelanjutin dimana nih?

    Rencananya di ITS.
    @ Strife Leonhart

    Ntar nyampah juga ah…. Tepat pas pengumuman snmptn….

    Hus… hus… :mrgreen:
    @ atrix_hui
    Kalau begitu, berbahagialah Anda yang lulus pada masa itu.
    @ nairasmile
    Er… kekuatan search engine? :mrgreen:

    Apakah sebuah ujian bisa menentukan standar kelulusan 3 tahun?! kok rasanya absurd bgt dng kondisi yang berbeda2

    Katanya mas dnial sih ada pembobotan. 😕
    @ ecchan
    Okeeeh… -o-
    @ cahayasura
    Selamat ya…
    @ ndop
    Iya tuh. 😦
    @ Xaliber von Reginhild

    Siyal, saya kalah trefik. 😐

    😆

    soalnya kalau seperti di Jakarta, justru negeri juga banyak yang nggak lulus; sebaliknya swasta elit bisa mencapai kelulusan.

    Makanya, itu hal yang relatif karena masih bergantung pada fasilitas yang dimiliki.

    Mesk, yah… penggunaan bocoran masih jadi alternatif paling mudah buat mereka sih. 🙄

    Ini Indonesia, bung! :mrgreen:

    Btw, kalau konteksnya ‘lulus Ujian Nasional’, sebenarnya pemerintah cukup memberikan dana aja bagi tiap sekolah supaya bisa dapat Ujian Nasional tahun-tahun sebelumnya. Maka itu sudah cukup. :mrgreen:

    Tentu saja, dengan pengawasan tentunya. Tapi pemberian uang saja sepertinya kurang efektif karena banyak bantuan dana yang diselewengkan bahkan oleh pihak sekolah sekalipun. 😕

    Saya rasa bantuan dalam bentuk riil seperti pembagian soal tahun sebelumnya atau pelatihan gratis untuk guru-guru sekolah kurang mampu tetap lebih baik karena sulit diselewengkan. 🙂
    @ ubadmarko
    Wah, pasti seru tuh. Desak-desakan. 😛
    @ itikkecil
    Makasih…

    Tingkat kehadiran guru agaknya akhir-akhir ini juga dipengaruhi faktor gaji. Semakin sedikit gaji, makin jarang sang guru hadir.
    @ Rust-2-Chisty
    Heeh..

  23. Mi_Chan says:

    Mmm…

    *sok mikir*

    Setuju, mas..

  24. Saya rasa bantuan dalam bentuk riil seperti pembagian soal tahun sebelumnya atau pelatihan gratis untuk guru-guru sekolah kurang mampu tetap lebih baik karena sulit diselewengkan. 🙂

    Oh iya, seharusnya itu lebih efektif. :mrgreen: Sampai terlupa potensi untuk dana yang diselewengkan. 😛

  25. Yari NK says:

    masa2 indah, masas2 romantis (itu termasuk indah ya), serta masa2 kelabu di SMA memang akan menjadi hal2 yang tak terlupakan, juga nanti kalau sudah jadi mahasiswa, peristiwa2 di kampus juga akan banyak tidak terlupakan. Saya ucapkan aja selamat lulus, tapi ingat tantangan ke depan masih banyak, hadapilah tantangan tersebut dengan ikhlas dan optimis. Ok? 🙂

  26. dnial says:

    Ya…
    SMA-ku di Surabaya…
    Bukan yang elit emang…
    😀

  27. dnial says:

    Ya…
    SMA-ku di Surabaya…
    Bukan yang elit emang…
    😀

  28. Fikar says:

    moga lulus ya mas 🙂

  29. Aku dulu juga negri, fasilitas minim, lab komputer 1 komputer 3 anak, eee. ndilalah kok nggolek duwik liwat komputer. Satu kata = NGEYEL SPIRIT !!! Ojo cuma nerimo ing pandum !

  30. -rei_chan- says:

    mas ndu bikin deg2an aja !!!!!!!!!!!!

  31. -rei_chan- says:

    hhuaaaaaaaaaaaaaaa 😥

  32. @ Mimi
    Ngerti intinya, kan? 😕
    @ Xaliber von Reginhild
    Makanya saya memasukkan nama KPK dalam post. :mrgreen:
    @ Yari NK
    Makasih nasihatnya…
    @ dnial
    Ah iya, lupa. Mas kan dari Surabaya. 😛
    @ Fikar
    Lha, sudah lulus kok. BTW, makasih… 🙂
    @ Dhani Aristyawan
    Sesuai anjuran para pendahulu, kan? Bekerja keras sebelum menikmati hasil. :mrgreen:
    @ Rei
    Lha, kok malah nangis?
    *sinis mode=’on’*
    Lha, itu kan urusan situ, yang penting™ saya udah lulus. 😎
    *sinis mode=’off’*
    Pasti lulus, kok. Ndak ada pemberitahuan, kan?

  33. shei says:

    Uhuuuy….Lulus klahn Ndu?
    yang penting lulus dulu….baru deh melangkah ke yang lebih tinggi….
    *apa emangnya?*
    terserahlah..
    Pokoe lebih tinggi gitu..
    Hohohoo…..

  34. Iya, alhamdulillah lulus.
    BTW, kamu mau lanjut ke mana?

  35. BTW, kok komen yang ndak nyambung makin banyak, ya?

  36. rudyhilkya says:

    pas sekali momennya untuk meningkatkan trefik …
    Pintar Mas Pandu ini 😆

    saya ikutan juga ah …….

    btw kunjungan balasan ke blog adem 😀

    sukses selaluw

  37. rudyhilkya says:

    sebenarnya adil juga isinya 😛

  38. Mi_Chan says:

    Ngerti kok, mas.

    Saia sgt mngerti…
    Hu hu hu…
    *membyangkan nasib taun depan*

  39. -rei_chan- says:

    :mrgreen:
    mas ndu jadi DPR aja
    *tambah ga nyambung komennya*

  40. Surya Sahputer says:

    Waaaah panjang juga yah..!!! ™
    Bagus itu mas ™
    Makan-Makan ™
    Selamat ™
    Hebat ™

  41. fantasyforever says:

    haduw2.. Saya juga kan kemaren baru dapet kata2 lulus dari pemerintah. Hahaha. Gimana juga memang.. Sekul juga pengaruh terhadap ini semua.. Wkwkwkwk.

  42. Btw, agak OOT, tadi saya lihat iklan di TV, pemerintah sudah menyediakan beberapa buku teks yang bisa didonlot secara gratis dari internet. 😀 Ada di websitenya Depdiknas kalo ngga salah.

  43. Mi_Chan says:

    @ xaliber
    Iya, http://www.depdiknas.go,id

    Tp, tetep aja hrus daftar data LENGKAP!!! Susah lg.
    DAN, g banyak2 amat buat ank sma.

  44. Mi_Chan says:

    Halah…slah lg!!!
    *benturin kpla k dinding*
    http://www.depdiknas.go.id
    Nah…bru bner.

  45. devybrinendo says:

    ya begini ini skul jenis on stream, belajar masih diruang kelas lah
    ngandelin sarana n prasarana lah

    kapan ya di Indonesia ada skul off stream(tu lho yg sekarang udah banyak juga diimplementasikan diluar negeri)

    tapi kayaknya bakal lama deh,,,,

    Masalah Pendidikan di Indonesia kan ga pernah di nomersatuin(***sok jadi aktivis mahasiswa yang kesiangan***)

    salam kenal bro!!!

  46. kindy says:

    Hm.. gimana yah..

    Kadang ada istilah “posisi menetukan prestasi”

    ada juga “wong pinter kalah karo wong bejo”

    trus..

    siswa yg g lulus itu apakah bisa d sebut krn posisi yg tdk strategis ato keberuntungan yg tdk brpihak, ato emang dia yg g bisa??

    dan sebaliknya jg buat yg Lulus..

    So..

    that is life.. ^_^

  47. @ rudyhilkya
    Ohoho… cuman sekedar ingin meluapkan emosi saja. :mrgreen:

    BTW, makasih mau mampir. 🙂
    @ Mimi
    Ooh… baguslah kalau begitu. 😛
    @ Rei
    *timpuk rei pake sepatu* 😈
    @ Surya Sahputer
    Makasih™…
    Nggak ada makan-makan™.
    @ fantasyforever
    Sekolah sendiri tidak bisa berbuat banyak. Mereka hanya sebagai perantara dengan sarana seadanya, dan sarana-sarana itu berasal dari dana yang dikucurkan oleh pimpinan yayasan ataupun pemerintah.

    Masalahnya tinggal bagaimana sekolah-sekolah yang diberkahi dana melimpah itu menggunakan kelebihannya untuk meningkatkan prestasi muridnya.
    @ Xaliber von Reginhild
    Ah, sudah ada ya? Terima kasih infonya. 😀
    @ Mimi
    …………..
    @ devybrinendo
    Guru Bahasa Indonesia saya berusaha merubah hal itu. Beliau selalu mengajak siswanya untuk belajar dari mengamati. Mulai belajar di luar kelas seperti di bawah pohon tanjung, sampai berkunjung ke instansi.

    Salam kenal juga… ^^
    @ kindy

    Kadang ada istilah “posisi menentukan

    Kayaknya hal itu ndak berlaku di tempat saya. 😕

    Teman saya yang duduk di depan pengawas saat ujian malah dapat nilai 50. Padahal sehari-harinya dia selalu kena remidi. Makan apa dia ya? 😕

    Dan terkadang ada faktor lain yang bernama keberuntungan. ^^a

Leave a reply to fantasyforever Cancel reply